JAKARTA-RAWAMANGUN
Pada
hari Senin 13 Mei 2013 diadakan pertemuan keduabelas perkuliahan Manajemen
Pemasaran yang diadakan di kelas D307 Daksinapati, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Jakarta. Pada perkuliahan kali ini hadir Bapak Dr. Amril
Muhammad, S.E., M.Pd. selaku dosen bersangkutan. Perkuliahan dimulai pukul
13.30 WIB dan seperti biasa diadakan paparan kelompok. Kelompok sepuluhlah yang
mendapat giliran presentasi hari ini. Anggota kelompok tersebut terdiri dari
Kiki Indriyani, Lensy Juni, Astri Nurul Apriliani, dan Ajeng Afiyani Safitri.
Mereka memaparkan mengenai materi Kualitas
Jasa.
Pada
materi pertama, mereka menjelaskan bahwa definisi dari kualitas jasa sendiri
adalah sebagai tanggapan konsumen terhadap jasa yang dikonsumsi atau yang
dirasakannya, atau sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian
atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Penilaian
konsumen terhadap kualitas jasa terdiri dari empat jenis, yaitu Moment of Truth, Persepsi Konsumen, Experience Quality, dan Credence Quality. Sedangkan syarat dalam
kualitas jasa terdiri dari empat jenis, yaitu Komprehensif, Universal, Bebas,
dan Terbatas.
Pada
pemaparan selanjutnya dijelaskan mengenai dimensi kualitas jasa yang terdiri
dari lima bagian, yaitu Reliability
(kehandalan) yang terkait dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan
pelayanan kepada konsumen, Responsiveness
(respon) terkait dengan daya tanggap perusahaan dalam pemberian pelayanan yang
baik dan memuaskan kepada konsumen, Assurance
(jaminan) yaitu terkait dengan jaminan yang diberikan perusahaan terhadap
konsumennya, Empathy (empati) terkait
dengan sikap dan watak personel dalam perusaan, dan Tangibels yaitu terkait dengan bukti eksistensinya terhadap
konsumen. Selanjutnya terdapat model untuk mengukur kualitas jasa, terdapat
Parasuraman’s Gap Model, Gronroos’s Preceived Service Quality Model, dan
Service Profit Chain Model.
Saudari
Lensi ketika memberikan paparan, menjelaskan kriteria kualitas jasa. Pada
bagian ini terdapat beberapa jenis. Diantaranya adalah Professionalism and Skills, dimana pada penyedia jasa dan sumber
daya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam problem solving. Attitudes and Behavior yaitu bila konsumen merasakan bahwa karyawan
perusahaan menaruh perhatian penuh terhadap mereka. Accessibility and Flexibility adalah bila pelanggan memiliki
pelayanan yang memudahkan mereka dalam menikmati jasa yang disediakan. Reliability and Trustwhorthiness adalah
reputasi yang baik dan selalu menjaga kepercayaan pelanggan. Recovery yaitu ketika terjadi kesalahan
dalam pelayanan, penyedia jasa dapat membantu mengembalikan atau memecahkan
permasalahan yang terjadi. Terakhir adalah Reputation
and Credibility, yaitu menjaga reputasi dan kepercayaan pelanggan.
Selanjutnya
ada kualitas total suatu jasa, terdapat tiga komponen dalam hal ini. Yaitu Technical Quality yang berkaitan dengan
output jasa yang diapresiasikan oleh seluruh konsumen. Functional Quality adalah yang berkaitan dengan kualitas cara
penyampaian jasa. Terakhir adalah Corporate
Image, yaitu citra perusahaan, meliputi reputasi, profil, dan daya tarik
khusus dari perusahaan. Selanjutnya terdapat 4 unsur pokok dalam konsep
kualitas jasa, yaitu kecepatan,
ketepatan, keramahan, dan kenyamanan.
Selain itu terdapat Dampak Kualitas Jasa, terdapat empat bagian, yaitu
pertemuan jasa, desain jasa, produktivitas jasa, dan budaya organisasi jasa.
Dalam kualitas jasa pun terdapat prinsip kualitas jasa, yang diantaranya
terdapat kepemimpinan, pendidikan, perencanaan, review, komunikasi, dan
penghargaan dan pengakuan.
Saudari
Lensy menjelaskan faktor-faktor penyebab kualitas jasa yang buruk, diantaranya
adalah:
1. Produk
dan konsumsi terjadi secara simultan.
2. Intensitas
tenaga kerja yang tinggi.
3. Dukungan
pada pelanggan internal kurang memadai.
4. Kesenjangan
konsumen.
5. Melayani
semua pelanggan dengan cara yang sama.
6. Perluasan/pengenmabgan
jasa secara berlebihan.
7. Visi
bisnis jangka pendek.
Pada
pemaparan selanjutnya dijelaskan strategi-strategi meniongkatkan kualitas jasa:
1. Mengidentifikasi
determinan kualitas jasa.
2. Mengelola
harapan.
3. Mengelola
bukti kualitas jasa.
4. Mendidik
konsumen.
5. Mengenmbangkan
budaya kualitas.
6. Menciptakan
automating quality.
7. Menindaklanjuti
jasa.
8. Mengembangkan
sistem informasi kualitas jasa.
Dalam
konsep kualitas jasa, terdapat biaya kualitas jasa yang merupakan biaya yang
terjadi atau mungkin akan terjadi sebagai akibat kualitas jasa yang buruk.
Kemudian terdapat pengukuran kualitas jasa. Pada saat membeli barang, konsumen
dapat menggunakan banyak tangibel cues untuk menilai kualitas, misal warna,
model, label kemasan, dan lain-lain.
Pada
paparan terakhir, dijelaskan pula konsep Total
Quality Service (TQS). TQS merupakan konsep perbaikan terhadap kualitas
jasa yang terus menerus dan berkesinambungan, sehingga organisasi atau
perusahaan selalu menyiapkan lingkungan yang kondusif dalam mewujudkannya.
Sekian
materi yang dapat saya berikan dalam reportase kali ini, semoga bermanfaat.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar