Source: http://www.rekrutmen-tni.ilmci.com
   
   

Jumat, 29 Maret 2013

PERTEMUAN KEENAM PEMASARAN JASA: BAURAN PEMASARAN JASA



Senin, 25 Maret 2013
     JAKARTA- Hari ini merupakan pertemuan keenam perkuliahan manajemen pemasaran jasa pendidikan. Pada pertemuan ini, Bapak Dr. Amril Muhammad, S.E. M.Pd selaku dosen mata kuliah ini, berhalangan hadir. Namun sesuai perintahnya, kuliah tetap diadakan dan dilanjutkan. Presentasi pada hari ini dilakukan oleh kelompok empat. Presentasi dipecah menjadi beberapa kelompok kecil, diwakili tiap peserta. Perkuliahan dilaksanakan di selasar lantai satu, depan kantor jurusan Manajem Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta.

     Aprilia Nita, selaku perwakilan dari kelompok empat, menjelaskan materi Bauran Pemasaran Jasa menurut Kottler adalah, "Bauran pemasaran merupakan sekumpulan alat pemasaran atau marketing mix yang dapat digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran". Selanjutnya ia menjelaskan bahwa marketing mix terdiri dari 4 (empat) jenis, yaitu product, place, price,  dan promotion. Yang dimana 4P tersebut adalah merupakan konsep bauran pemasaran tradisional. Sedangkan konsep modernnya adalah people, process, dan physical evidence (Bitner).

     Lalu pembauran pemasaran jasa ini harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi pasar tersebut, yang dikenal dengan bersifat dinamis

     Ia menjelaskan bahwa Produk adalah sekumpulan nilai produk yang kompleks, dan nilai itu ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang mereka terima. 

     Sedangkan Price itu kritis, karena menentukan besar kecilnya profit. Dalam hal ini dibagi menjadi tiga:
     1. Penetapan harga berdasarkan biaya
     2. Penetapan harga berdasarkan saingan/pesaing
     3. Penetapan harga berdasarkan pemintaan konsumen

     Place menurut saudari Aprilia Nita, adalah tempat terjadinya produse/perusahaan dengan konsumen. Ada delapan faktor yang menentukan profit perusahaan, yaitu:
     1. Akses = Mudah digunakan/dijangkau
     2. Visibilitas = Dapat dilihat/tidak dari sisi jalan
     3. Traffic = Menentukan konsumen
     4. Tempat parkir yang luas
     5. Ekspansi = Tempat perpindahan yang cukup
     6. Lingkungan
     7. Persiangan = Lokasi pesaing
     8. Peraturan Pemerintah

    Promosi menurut saudari April, menentukan keberhasilannya program pemasaran. Sedangkan tujuan dari promosi ini sendiri adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi, membujuk konsumen tentang apa yang dipasarkan. Terdapat beberapa bagian dari hal promosi ini.
     1. Personal Selling = Face to Face/langsung
     2. Mass Selling = Periklanan/publisitas
     3. Promosi/penjualan = Bentuk persuasi langsung
     4. Humas = Memanfaatkan untuk mendekatkan masyarakat
     5. Direct Marketing = Sistem pemasaran yang bersifat interaktif dan memanfaatkan media
     6. Word of mouth = Lebih menekankan pengalaman.

     People, menurut saudari April, adalah sekumpulan pegawai di perusahaan tersebut. Seluruh perilaku produsen diperhatikan konsumen.

     Sedangkan Physical Evidence adalah sarana fisik, atau lingkungan fisik, dapat berupa logo, dan bangunan.

     Terakhir ada Process, menurut dia, definisinya adalah semua prosedur awak, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.

     Itulah materi Pembauran Jasa yang disampaikan oleh saudari Aprilia Nita dari kelompok lima dalam presentasinya kemarin Senin (25/03). Dengan kata lain, pembauran ini adalah percampuran antara konsep-konsep tradisional dan modern dalam mencapai tujuan dalam pasar sasaran.

Sabtu, 23 Maret 2013

PERTEMUAN KELIMA MANAJEMEN PEMASARAN : POSITIONING DAN JASA PEMASARAN

            
                   Senin, 18 Maret 2013
            JAKARTA- Hari ini merupakan perkuliahan kelima mata kuliah manajemen pemasaran jasa pendidikan. Pada pertemuan kali ini, presentasi oleh kelompok 3 diadakan di selasar Fakultas Ilmu Pendidikan lantai 1 (satu). Dengan sistem presentasi dibagi menjadi kelompok-kelompok besar, tiap kelompok berkisar antara 8-9 orang, para penyaji dari tiap kelompok menjelaskan secara detil dan rinci materinya. Selanjutnya setelah presentasi, mahasiswa diminta Bapak Dr. Amril Muhammad, S.E, M.Pd. untuk berpindah ke ruang kelas 307.
            Pada saat di kelas, bapak Amril selaku dosen mata kuliah ini, menjelaskan materi mengenai postioning dan jasa pemasaran. Positioning adalah proses dimana pemasar mencoba menciptakan citra (pencitraan) atau identitas di benak target pasar mereka untuk produk, merek, atau organisasi tersebut. Positioning juga didefinisikan sebagai cara dimana pemasar menciptakan kesan dalam pikiran pelanggan. Positioning harus mencerminkan bagaimana cara target pasar mendefinisikan nilai dan melakukan pemilihan produk jasa yang bersaing.
            Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan positioning ini:
1.      Konsumen perlu kenyamanan,
2.      Konsumen perlu ketepatan,
3.      Konsumen perlu keamanan,
4.      Konsumen perlu keramahan.

            Sebelum melakukan positioning, pemasar harus terlebih dahulu melakukan penetapan strategi positioning. Dalam hal ini, ada tiga hal yang harus diperhatikan, pertama yaitu menganalisa mengenai kekuatan produk yang akan dipasarkan tersebut, kedua, menentukan kebutuhan pasar sasaran, ketiga, menganalisis kelebihan dan kekurangan produk yang akan ditawarkan.
            Selanjutnya ada 3 langkah dalam menjalankan positioning, yaitu:
1.      Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.
2.      Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat/menonjol.
3.      Menyampaikan keunggulan itu secara efektif kepada target pasar.

            Selanjutnya positioning dibagi menjadi tiga. Pertama, adalah confused positioning, yaitu satu jenis produk yang sudah terkenal, diikuti oleh jenis produk lain. Sebagai contohnya, misalnya ada konsumen yang ingin membeli air mineral bermerk aqua, tetapi oleh penjual diberikan merk vit. Kedua, adalah under positioning. Dalam kelompok ini, sebuah perusahaan produksi atau jasa memberikan info produk atau pesan produk tersebut secara tidak jelas atau kurang jelas, sehingga pesannya kabur dan konsumen tidak begitu mengerti apa yang dimaui perusahaan. Ketiga, adalah over positioning. Dalam hal ini konsumen mempersepsi produk perusahaan tersebut terlalu mahal dan perusahaan luput mengenali rentang pasar yang cukup luas.
            Pembahasan berikutnya mengenai penempatan pada positioning. Penempatan ini dibagi menjadi dua, yaitu re-positioning dan de­-positioning. Pertama, re-positioning adalah penempatan ulang atau penempatan baru yang dilakukan berdasarkan pesaing. Sedangkan de-positioning adalah penempatan ulang atau penempatan baru yang dilakukan berdasarkan kemauan sendiri.
            Pesaing sendiri harus diperhatikan agar tidak luput dan tidak dapat mengejar keuntungan perusahaan kita. Produk, barang, dan harga tersebut harus diperhatikan. Oleh karena itu, positioning harus diperhatikan secara prioritas, agar perusahaan dapat memberikan pencitraan produknya kepada pasar atau konsumen, sehingga konsumen dapat mengidentifikasi secara jelas produknya, dan dapat meraih keuntungan yang besar dari penjualannya.
             Demikian reportase pertemuan kelima manajemen pemasaran dan jasa pendidikan, materi positioning dan jasa pemasaran sudah dapat disampaikan secara jelas dan akurat. Terima kasih.

Jumat, 08 Maret 2013

BISNIS JASA PENDIDIKAN / PENGEMBANGAN SDM


  JAKARTA-SABTU(09/03/2013)
                Nama dan bisnis jasa pendidikan / pengembangan SDM menurut saya yang cocok dan mumpuni adalah ARTHA EDUCATIONS CONSULTANT.

              Bisnis jasa pendidikan yang saya rencanakan ingin bangun adalah konsultan professional yang bergerak di bidang Human Resources atau Sumber Daya Manusia. Pendekatan yang dilakukan saya dalam melaksanakan bisnis jasa pendidikan / pengembangan SDM ini adalah menggunakan pendekatan differentiated marketing. Konsultan ini membantu para kliennya dalam membantu menyelesaikan permasalahan SDM di perusahaan ataupun kantornya. Permasalahan yang bisa dihadapi dalam masalah SDM seperti Sistem Manajemen SDM, cara pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) karyawan, penilaian performa manajemen perusahaan, pembuatan dan pembangunan kompetensi personil perusahaan, in-house employees training, rekrutmen dan seleksi personil/karyawan baru, dan lain-lain. Tarif konsultasi ini tergantung persetujuan.
            Selain itu konsultan ini dapat membantu perusahaan dalam memanajemen usaha dan bisnisnya, seperti pengembangan visi dan perusahaan, strategi perusahaan dalam menghadapi konsumen, implementasi mutu dan kinerja staf perusahaan, manajemen kinerja perusahaan, dan lain-lain.
            Menurut saya konsultan SDM seperti itu masih sangat dicari oleh perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Dikarenakan masih banyak perusahaan yang kurang mengerti akan manajemen internal SDM-nya, maka sebaiknya menggunakan jasa konsultan SDM seperti ini. Selain menguntungkan, bisnis jasa konsultan SDM ini dapat membangun perusahaan klien-kliennya, sehingga lebih profit dan berkembang.

SEGMENTASI GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS, SERTA CONTOH DALAM BIDANG PENDIDIKAN (KELOMPOK 5)


JAKARTA-SABTU(09/03/2013)          
Perbedaan segmentasi geografis dan demografis, berikan contoh dalam bidang pendidikan:
               Menurut saya, segmentasi Geografis merupakan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda, seperti wilayah-wilayah, negara, negara bagian, propinsi, kota, dan kepulauan. Sedangkan segmentasi Demografis adalah dimensi segmentasi yang dilakukan dengan cara mengelompokkan konsumen atas dasar variabel demografis seperti umur, jenis kelamin, pendapatan, ras, agama, dan lain-lain.
                   Selanjutnya contoh segmentasi geografis dalam bidang pendidikan adalah Sekolah Polisi Negara (SPN) yang berada di berbagai kota-kota besar di Indonesia. Seperti Sekolah Polisi Negara Jakarta, Sekolah Polisi Negara Semarang, Sekolah Polisi Negara Purwekerto, Sekolah Polisi Negara Mojokerto, Sekolah Polisi Negara Kemiling Lampung, Sekolah Polisi Negara Aceh Besar, dan lain-lain. Sekolah Polisi Negara tersebut tersebar di tiap-tiap wilayah di Indonesia, agar bisa membentuk para siswa Tamtama / Brigadir Polisi dan bisa bersekolah di wilayah dimana mereka berdomisili.
            Kemudian contoh segmentasi demografis dalam bidang pendidikan menurut opini saya adalah Sekolah Menengah Atas Stella Duce 1 Yogyakarta dan Sekolah Menengah Atas Kolese De Britto Yogyakarta. Kedua sekolah tersebut mengelompokkan siswanya atas dasar variabel jenis kelamin. SMA Stella Duce 1 merupakan sekolah khusus siswa perempuan, sedangkan Kolese De Britto merupakan sekolah khusus siswa laki-laki. Demikian penjelasan saya mengenai perbedaan segmentasi geografis dan segmentasi demografis beserta contohnya.

Senin, 04 Maret 2013

PERTEMUAN KEEMPAT MANAJEMEN PEMASARAN : SEGMENTASI DAN TARGETING PASAR JASA PENDIDIKAN



Senin, 4 Maret 2013

JAKARTA- Hari Senin tanggal 4 Maret 2013 merupakan pertemuan keempat dalam perkuliahan Manajemen Pemasaran, bertempat di Ruang 307 Daksinapati Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Kelas dimulai seperti biasa pada pukul 13.30 WIB, dipimpin langsung oleh Bapak Amril Muhammad selaku dosen mata kuliah tersebut.

Pada hari ini diadakan presentasi kelompok 2 (dua), yang beranggotakan Pratama Dhanty Kuswahyuningtyas, Vera Latifah, Syifa Chaerunisa, dan Yohannes Andre Trisatya. Mereka memaparkan presentasi mengenai Segmentasi dan Targetting Pasar Jasa Pendidikan.

Pada awalnya mereka memaparkan pengertian pasar, yaitu "Suatu daerah yang di dalamnya bertemu kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga".

Selanjutnya mereka memaparkan fungsi pemasaran, yang terdiri dari tiga sub bagian. Fungsi pemasaran itu sendiri adalah kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Pertama ada fungsi pertukaran, yang terbagi menjadi dua, yaitu penjualan dan pembelian. Penjualan adalah mengalihkan atau menawarkan barang-barang kepada pihak pembeli dengan harga yang terjangkau dan memuaskan. Pada dasarnya kegiatan penjualan ada beberapa jenis, yaitu ada penjualan melalui inspeksi (pengawasan atau pemeriksaan), penjualan melalui sampel (selling by sample), penjualan melalui penggambaran (description), dan penjualan melalui kombinasi. Lalu yang kedua ada pembelian, pembelian itu sendiri terdiri dari sejumlah kegiatan, antara lain penentuan macam, jumlah dan kualitas barang-barang yang akan dibeli, mencari sumber pebawaran dan pengumpulan barang, penentuan tempat daripada sumber-sumber penawaran, dan mengetahui keadaan pasar baik mengenai persediaan barang, harga barang, ataupun macam barang tersebut. Fungsi pengadaan secara fisik terbagi menjadi dua, yaitu transportasi dan pergudangan. Pengangkutan atau transport berarti bergeraknya barang-barang dari tempat produksi atau tempat penjualan ke tempat dimana barang tersebut akan dipakai dan diperjualbelikan. Dengan demikian fungsi pengangkutan menciptakan kegunaan tempat. Apabila fungsi pengangkutan tepat waktu, maka fungsi ini akan membuat efisensi dalam keuntungan perusahaan tersebut. Selanjutnya pergudangan atau penyimpanan. Penyimpanan berarti menyimpan atau menahan barang-barang selama jangka waktu antara dibuat dengan dijual. Dengan begitu, penyimpanan dapat menjadikan perusahaan tersebut mengirit waktu, tempatm dan meratakan harga.

Kemudian ada fungsi fasilitas yang terbagi 4 (empat) bagian, yaitu standarisasi, pembelanjaan, penanggungan resiko, dan penerangan pasar. Urutan eprtama yaitu pembiayaan, pembiayaan berarti mencari dan mengurus modal uang yang berkaitan dengan transaksi-transaksi barang tersebut dari sektor produksi sampai dengan sektor konsumsi. Selanjutnya ada penanggungan resiko, resiko dapat diartikan sebagai ketidakpastian, kerugian, atau kerusakan. Resiko dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu resiko karena fluktuasi harga, resiko karena tempat, resiko karena unsur waktu, resiko persaingan, resiko perubahan harga barang substitusi. Selanjutnya penerangan pasar. Fungsi penerangan/informasi pasar ini mencakup pengumpulan informasi dan gejala yang timbul diantara arus barang tersebut, komunikasi, penafsiran, pengambilan keputusan. Selanjutnya ada standarisasi atau grading. Standarisasi berarti penentuan atau penetapan standar golongan (kelas atau derajat) untuk barang-barang.

Pada pemaparan selanjutnya, mereka menjelaskan tentang penetapan pasar sasaran. Menurut pendapat Philip Kotler ahli ekonomi, menjelaskan bahwa dalam mengevaluasi segmen pasar itu, terdapat 3 bagian, yaitu pertama ada ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik struktural dan segmen, lalu terakhir tulisan dan sumber daya perusahaan. Dalam menyeleksi segmen pasar, terdapat beberapa tipe, diantaranya adalah Undifferentiated market, differentiated market, dan concentrated marketing.

Pada materi selanjutnya dijelaskan macam-macam segmentasi pasar, diantaranya ada geografi, demografi, psikografi, dan behavioristik. Pada tahap segmentasi geografi, segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah, atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan. Selanjutnya ada segmentasi demografi, segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Segmentasi selanjutnya ialah psikografi, segmentasi ini pembeli menjadi kelompok-kelompok berdasarkan status sosial, gaya hidup, dan kepribadian. Selanjutnya segmentasi tingkah laku/behavioristik, segmentasi ini mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap suatu produk.

Selanjutnya ada syarat-syarat terjadinya pasar menurut William J. Stanton ada 4 (empat), diantaranya adalah Measurable, Accesible, Large Enough, dan Actionable.

Pemaparan mereka selanjutnya adalah mengenai pola segmentasi pasar, yang terdiri dari preferensi homogen, tersebar, terkelompok-kelompok. Segmentasi pasar yang efektif itu dapat diukur, besar, dapat dijangkau, dapat dibedakan, dapat diambil tindakan.

Dalam mengevaluasi segmen pasar, harus diteliti beberapa jenis bagian diantaranya, ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik struktural segmen, dan tujuan dan sumber daya perusahaan.

Pada saat-saat terakhir, Bapak Amril selaku dosen menjelaskan sedikit materi mengenai segmentasi pasar ini, beliau menjelaskan bahwa segmentasi adalah pemilah atau pembagi-bagi pasar. Lalu dengan adanya segmentasi pasar ini, harus lebih diutamakan riset/penelitian dengan SWOT. SWOT analisis disini dapat dijabarkan sebagai Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan). Opportunity (kesempatan), dan Threat (ancaman). Mengapa dibutuhkan SWOT analisis ini? Karena dalam mencari segmentasi pasar yang tepat dan sempurna, harus diteliti terlebih dahulu apa yang harus dilakukan seorang manajer, agar perusahaannya tidak collapsed atau bangkrut. Demikian materi yang disampaikan beliau dalam perkuliahan hari Senin kemarin.

Jumat, 01 Maret 2013

PERTEMUAN KETIGA MANAJEMEN PEMASARAN : ANALISIS PEMASARAN LINGKUNGAN




Senin, 25 Februari 2013

JAKARTA- Hari Senin, 25 Februari 2013 merupakan pertemuan ketiga dalam perkuliahan Manajemen Pemasaran. Bertempat di ruang kelas 307 Daksinapati, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta. Kelas seperti biasa dimulai pukul 13.00 WIB.

Pada hari ini diadakan presentasi tiap kelompok, dimulai dari kelompok 1 (satu), yang beranggotakan Muhammad Ilham, Andhika Puji Purnomo, dan Elan Suherlan. Mereka menjelaskan mengenai Analisis Pemasaran Lingkungan. Setelah mereka bertiga memberikan presentasi serta mengadakan diskusi tanya jawab, Bapak Amril Muhammad selaku dosen mata kuliah ini memberikan materi seputar Analisis Pemasaran Lingkungan.

Lingkungan pemasaran adalah suatu totalitas dari kekuatan-kekuatan dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi pemasaran dari produk tertentu.

Terdapat 6 lingkungan makro:

 1. Lingkungan demografi
 2. Lingkungan alam
 3. Lingkungan teknologi
 4. Lingkungan politik
 5. Lingkungan ekonomi
 6. Lingkungan kebudayaan

Terdapat dua faktor lingkungan, yaitu internal dan eksternal.


Komponen utama lingkungan eksternal dibagi menjadi dua:

MAKRO : Terdiri dari kekuatan yang fundamental, dan dibutuhkan SWOT analisis dalam komponen utama ini.



MIKRO : Terdiri dari empat macam jenis lingkungan:
1. Lingkungan persaingan
2. Lingkungan pasar/konsumen
3. Lingkungan pemasok/pensuplai
4. Lingkungan penyalur

Marketing Information System : Sistem informasi yang menyediakan informasi secara cepat, dan rinci bagi para manajer mengenai keinginan, preferensi (kesukaan), dan perilaku pelanggan.

Sistem pencatatan pemasaran dibagi dua:

- Sistem internal perusahaan:
 1. Siklus pesanan sampai dengan pembayaran
 2. Sistem informasi penjualan
 3. Basis, gudang, dan penggalian data

Sistem intelejensi pemasaran

 1. Membuka jaringan secara eksternal
 2. Membentuk panel penasihat pelanggan
 3. Membeli informasi dari pemasok luar

Menganalisis lingkungan makro:
  - Kebutuhan dan trend
  - Mengidentifikasi kekuatan besar

Environment Micro :
  1. Company itself : - Manufacturing
                               - Top Manager
                               - Finance
                               - Research & Development
                               - Purchasing

   2. Supplier : Menyediakan sumber daya

   3. Marketing Intermediate

   4. Customer

Environment Macro :
    1. Location

    2. Gender

    3. Age

    4. Ras

    5. Data-data statistik lain

    6. Daya beli / Economic Environment

    7. Spend Pattern

    8. Natural environment

    9. Government intervention

   10. Political environment

   11. Pressure group

   12. Changing Government

Lalu dalam masalah analisis lingkungan pemasaran ini, ada suatu target atau tujuan yang akan dicapai, lalu dengan adanya tujuan tersebut, dibuatlah perencanaan dengan menggunakan 5W + 1H. Dalam perencanaan tersebut akan dijelaskan seperti apa perencanaan yang akan dibuat dalam suatu program nanti.


What: Apa yang akan dilakukan nanti? Apa yang akan dibuat dalam suatu program tersebut? Apa Sumber Daya yang akan dipakai?


Where: Dimana kita akan membuat pasar tersebut? Darimana pemasok atau supplier barang-barang tersebut? Dimana lokasi yang tepat untuk membangun lokasi tempat kegiatan tersebut?


When: Kapan program tersebut akan dilaksanakan? Kapan transaksi pasar tersebut dimulai atau berakhir? Kapan kita bisa mengambil waktu untuk mengambil tindakan atau keputusan yang tepat dan terbaik?


Who: Siapa yang akan menganalisis program pemasaran tersebut? Siapa yang akan membina para tenaga kerja/sumber daya yang ada? Siapa yang mengambil keputusan terkait program baru tersebut?


Why: Rencana program tersebut harus mempermudah atau mempersingkat suatu pekerjaan sehingga tidak menyulitkan ketika dilaksanakan. Rencana pemasaran tersebut harus diteliti dengan cermat agar tepat dan akurat.


How: Bagaimana cara menjalankan program pemasaran tersebut? Bagaimana cara menarik konsumen agar program ini terlaksana dengan tepat dan sukses? Bagaimana manajer menghadapi bawahannya agar pekerjaan para stafnya dapat berjalan dengan baik?