Source: http://www.rekrutmen-tni.ilmci.com
   
   

Minggu, 28 April 2013

TUGAS ANALISIS NAMA TEMAN-TEMAN DI FACEBOOK

     

     Dalam tugas kali ini, saya melakukan penelitian terhadap identitas nama teman-teman saya di Facebook, kategori penilaian dibagi menjadi dua, yaitu teman yang menggunakan nama aslinya/real name, dan teman yang tidak menggunakan nama aslinya/fake name. Jumlah teman di Facebook saya saat ini berjumlah kurang lebih berjumlah 4.659 orang. Hasil penelitiannya sebagai berikut:

Jumlah teman yang menggunakan nama aslinya / real name berkisar berjumlah sebanyak 4314 orang, jika dipresentasikan dapat dihitung sebagai berikut:

4314   x   100%  =  92,59%
4659

Sedangkan teman yang tidak menggunakan nama aslinya / fake name berkisar berjumlah sebanyak 345 orang, jika dipresentasikan dapat dihitung sebagai berikut:

345     x   100%  =  7,40%
4659

     Hasil kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian singkat tersebut, terdapat sebanyak 345 orang yang tidak menggunakan nama aslinya / real name. Hal tersebut menurut konsep Manajemen Pemasaran, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah namanya tersebut kurang terkesan istimewa, lalu nama tersebut kurang "menjual", sehingga tidak dapat menarik konsumen secara pasti.

PERTEMUAN KESEMBILAN: DISTRIBUSI, FRANCHISE, DAN MULTI LEVEL MARKETING (MLM)




JAKARTA – RAWAMANGUN
                Pada hari Senin, 22 April 2013, diadakan pertemuan kesembilan perkuliahan Manajemen Pemasaran, di ruang D 305 Daksinapati, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta. Kelas dimulai pukul 13.30 WIB, dan langsung dipimpin oleh Bapak Amril Muhammad, S.E., M.Pd. selaku dosen bersangkutan. Pada perkuliahan ini diadakan presentasi kelompok tujuh, yang beranggotakan Yolla Fitriani, Leni Indriani, dan Risky Nuria Pardede. Kelompok mereka mempresentasikan materi dengan tema, “Distribusi, Franchise, dan Multi Level Marketing (MLM)”.
                Pokok bahasan pertama yaitu Distribusi, apa distribusi itu? Distribusi adalah suatu kegiatan memindahkan barang atau penyaluran barang atau jasa dari produsen kepada konsumen sewaktu  dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Didalam distribusi ini terdapat saluran distribusi. Definisi dari saluran distribusi ini adalah sekelompok lembaga yang berada diantara beberapa lembaga yang mengadakan kerjasama dalam mencapai suatu kesepakatan atau tujuan yang diinginkan.
                Beberapa jenis tipe distribusi diantaranya adalah Saluran distribusi langsung, adalah pendistribusian barang dan jasa langsung kepada lokasi atau tempat konsumen, pendistribusian ini bersifat door to door. Selanjutnya ada Saluran distribusi tidak langsung, adalah pendistribusian barang dan jasa dengan menggunakan perantara, seperti menggunakan agen-agen, pedagang-pedagang besar atau kecil. Tujuan dari saluran distribusi ini adalah agar pemasaran lebih fokus untuk mencapai pasar-pasar tertentu, coverage (produk), kepada konsumen (pelanggan), dan prestise (gengsi).
                Selain pendistribusian, dalam materi ini dikenalkan istilah Franchising. Apakah franchising itu? Franchising adalah waralaba, suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan, dimana pemilik merek atau yang biasa disebut franchisor memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merk, nama, sistem, dan prosedur dan cara-cara tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu dan meliputi area tertentu.
                Franchise ini memiliki karakteristik tersendiri, antara lain adalah pewaralaba memiliki trade name, trade/service mark, hak patent, trade secret, dan know-how. Selain itu pewaralaba diijinkan menggunakan hak-hak yang bersangkutan. Kemudian dalam pengoperasian usaha waralaba itu, dibawah pengawasan dan pengarahan waralaba utamanya, dan terakhir terwaralaba harus membayar royalty dan fee kepada pemilik waralaba tersebut.
                Materi terakhir yaitu Multi Level Marketing atau yang biasa disingkat MLM, MLM adalah suatu cara atau metode yang dirancang suatu perusahaan, dalam menawarkan suatu produk tertentu kepada konsumen, agar menciptakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan, yang dilaksanakan secara langsung kepada konsumen dengan pekerja distributor lepas. Terdapat beberapa ciri-ciri MLM, diantaranya adalah uang pendaftaran yang tergolong murah dan terjangkau, lalu ada pelatihan yang benar, perusahaannya jelas, dan memiliki bussines plan. Selain itu MLM ini sendiri memiliki bonus berlevel (passive income) dan dipengaruhi oleh motivasi. Selain itu pendistribusian MLM ini dilengkapi oleh sebuah katalog yang berisi daftar-daftar barang yang dijual oleh perusahaan itu.
                Demikian reportase pertemuan kesembilan perkuliahan Manajemen Pemasaran, semoga bermanfaat. Terima kasih.

Minggu, 21 April 2013

TUGAS ANALISIS NAMA UNTUK BRAND BISNIS




                Artha Virabhuana. Apa yang anda pikirkan ketika mendengar nama saya? Pasti langsung terpikirkan oleh anda yaitu sebuah nama bank atau valuta asing. Karena mayoritas nama bank atau valuta asing di Indonesia menggunakan nama ‘Artha’.
                ‘Artha’ dalam bahasa sansekerta artinya uang, dan ‘Virabhuana’ artinya pahlawan di udara. Oleh karena itu, banyak bank di Indonesia menggunakan nama ‘Artha’ sebagai nama perusahaannya, karena identik sebagai sumber uang.
                Bisnis yang sesuai dan cocok dengan nama saya adalah bisnis valuta asing, karena menurut saya, nama saya yang artinya ‘uang’, lebih condong ke bisnis yang mengurusi keuangan tersebut. Selain banyak bank yang memakai nama ‘Artha’ sebagai namanya, perusahaan valuta asingpun turut menjadikan nama ‘Artha’ sebagai nama perusahaannya.
                Bila suatu saat nanti saya membuat perusahaan valuta asing, nama perusahaan saya tersebut adalah PT. ARTHA MONEY VALUTA BHUANA. Karena dengan memakai nama tersebut, lebih meyakinkan dan menjanjikan para konsumen untuk menjadi pelanggan perusaahaan saya tersebut. Sehingga dapat membuat perusahaan valuta saya lebih profit dan eksis.

Sabtu, 20 April 2013

PERTEMUAN KEDELAPAN: MERK DAGANG DAN KONSEP NILAI



JAKARTA – RAWAMANGUN
                Pada hari Senin, 15 April 2013, diadakan pertemuan kedelapan perkuliahan Manajemen Pemasaran. Perkuliahan tersebut berlangsung di kelas R.307 Daksinapati, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta. Seperti biasa kelas diadakan pada pukul 13.30WIB, dan langsung dipimpin oleh dosen mata kuliah bersangkutan, Bapak Dr. Amril Muhammad, S.E., M.Pd. Perkuliahan kali ini diadakan presentasi oleh kelompok enam, yang terdiri dari saudara Bagindo Wisnu Dwiputra, Hery Irawan, Dicky Ramadhan, dan Panji Wisnu Nalibrata. Kelompok ini membawakan topik presentasi bertema,”Merk Dagang dan Konsep Nilai dalam Pemasaran Jasa Pendidikan”.
                Definisi dari Merk Dagang menurut American Marketing Association adalah,”Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari individu atau kelompok”. Sedangkan menurut Pihllip Kotler (1997:13),”A brand is a name, term, sign, symbol or design or combination of them, intended to identify the good or service of one seller of group of sellers and differentiate them from those of competitors”.
                Selanjutnya mengenai konsep dan pengukuran ekuitas merk, menurut David A. Aaker, Brand Equity adalah satu set brand aset dan liabilitas yang berkaitan dengan suatu merk, nama, dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan. Brand Equity ini mempunyai empat kategori, diantaranya adalah:
1.       Kesadaran Merk
2.       Penerimaan Merk
3.       Preferensi Merk
4.       Kesetiaan Merk

                Bila perusahaan mengalami ekuitas merk yang tinggi, otomatis mereka akan memiliki keuntungan yang kompetitif. Biaya pemasaran akan lebih kecil karena tingkat kesadaran dan kesetiaan konsumen tinggi. Perusahaan membutuhkan konsep yang benar dan tepat agar mendapatkan laba yang sebesar-besarnya.
                Dalam menentukan nama merk, terdapat empat strategi, pertama terdapat nama berdasarkan merk individual, nama keseluruhan untuk semua produk, nama-nama keluarga yang berbeda untuk semua produk, dan nama dagang perusahaan dikombinasikan dengan nama produk individual.
                Mengenai kualitas yang diinginkan konsumen dari suatu merk tersebut, terdapat lima hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:
1.       Harus menyatakan sesuatu tentang manfaat produk,
2.       Harus menyatakan kualitas produk,
3.       Harus mudah diucapkan, dikenal, dan diingat,
4.       Harus berbeda, dan
5.       Harus tidak berani buruk.

                Sedangkan mengenai strategi merk, menurut Kottler (2000), terdapat lima pilihan strategi dalam merk, yaitu:
1.       Lakukan Perluasan Lini. Perluasan ini dapat dilakukan para pelaku usaha dengan cara menambahkan varian baru pada produk mereka.
2.       Perluasan Merk (Brand Extention). Strategi ini memanfaatkan merek yang sudah dikenal banyak orang.
3.       Gunakan strategi Multi-Merk. Strategi ini digunakan untuk menggunakan tambahan merk untuk kategori produk yang sama.
4.       Luncurkan Merk Baru. Jika sebuah perusahaan meluncurkan sebuah produk baru dalam kategori baru, tidak ada salahnya jika mereka menawarkan sebuah merk baru bagi produk yang akan mereka luncurkan.
5.       Gunakan Merk Bersama. Yaitu menggabungkan dua atau lebih merk yang sudah terkenal dalam sebuah penawaran.

                Merk juga mempunyai fungsi, dan disini terdapat beberapa fungsi yang harus diperhatikanm diantaranya yaitu:
1.       Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi dari yang lain,
2.       Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan menyebutkan merknya,
3.       Sebagai jaminan atas mutu barangnya, dan
4.       Menunjukan hasil barang atau jasa yang dihasilkan.

                Selain itu merk mempunyai keistimewaan tersendiri, karena merk berguna untuk menarik para konsumen di pasar, keistimewaan itu adalah:
1.       Merk mempermudah penjual, mempermudah pesanan,
2.       Memberikan perlindungan kepada hukum,
3.       Memberikan penjual kesempatan kepada pemberi yang setia dan emnguntungkan,
4.       Merk yang baik membangun citra perusahaan, dan
5.       Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.

                Dalam menentukan aspek merk, dibutuhkan beberapa faktor yang mempengaruhi merk itu sendiri, yaitu:
1.       Nama terang,
2.       Tempat,
3.       Mutu,
4.       Gaya hidup,
5.       Menyatakan sesuatu mengenai produk,
6.       Dan lain-lain.
                Merk dagang di Indonesia sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001, tentang Merk, sehingga merk-merk perusahaan di Indonesia sudah dilindungi oleh payung hukum yang berlaku. Selanjutnya terdapat bagian-bagian merk yang terdapat dalam merk itu sendiri, diantaranya terdapat Brand Name, Brand Mark, Trademark, dan Copyright.
                Sekian reportase mingguan pertemuan kedelapan saya, semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin. Terima kasih.

Minggu, 14 April 2013

TUGAS PENGEMBANGAN PRODUK JASA

     
     Dalam tugas kali ini saya akan mengembangkan produk jasa pendidikan yang telah saya rencanakan pada tugas sebelumnya yaitu bisnis pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergerak di bidang konsultan SDM yang bernama Artha Educations Consultant. Konsultan ini membantu para kliennya dalam mengurusi hal sistem manajemen SDM, penilaian performa perusahaan, perekrutan personil perusahaan, serta training mengenai motivasi-motivasi yang dapat membuat para karyawannya lebih bersemangat dalam belajar.
     Ide awal saya ingin membuat konsultan SDM ini adalah ketika saya mendatangi salah satu konsultan psikologi milik teman kakak saya yang berada di bilangan Jakarta Selatan. Saya melihat bagaimana cara kerja para karyawan konsultan ini menghadapi para kliennya yang sedang mengalami masalah mengenai psikologinya mereka, lalu terlintaslah saya untuk membuat konsultan SDM berbasis manajemen, dan bukan psikologi. Karena menurut saya konsultan SDM di bidang manajemen ini masih sangat penting dibanding konsultan psikologi yang sudah ada.
     Nama konsultan ini diambil dari nama saya sendiri, Artha, dan Educations yang berarti edukasi atau pendidikan, bisa meliputi manajemen, planning, psikologi, dan lain-lain. Lokasi konsultan Artha Educations Consultant ini berada di bilangan Sudirman, Jakarta Selatan. Mengapa saya memilih lokasi kantor konsultan di daerah ini? Karena di daerah ini terdapat banyak gedung-gedung perkantoran, baik itu perusahaan swasta ataupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga diharapkan dapat mengundang banyak klien yang membutuhkan bantuan kepada kita, tidak perlu jauh-jauh mencari konsultan yang berada diluar jangkauan kantornya.
     Pengembangan yang ingin saya lakukan dalam perusahaan ini adalah penambahan program kerja yang dapat diterapkan kepada klien-kliennya, dari kurikulum yang terus menerus diperbaharui, hingga isi materi yang lebih berbobot dan berkualitas kedepannya. Dalam soal biaya, berbeda tiap paketnya, dan dapat dinegosiasi sebelumnya, sehingga kedua pihak mendapatkan harga yang sesuai dan menguntungkan. Contohnya seperti perekrutan dan seleksi personil/karyawan baru, dikenakan biaya sebesar Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah)/orang, dan itu pun masih dapat kurang bila memakai dalam jumlah besar. Bila ingin mengadakan in-house training, dikenakan biaya sebesar Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah_ per acara, dan paket acara dapat dipilih sesuai keinginan kliennya.
     Mengenai karyawan konsultan saya sendiri, para karyawan sudah dibekali kemampuan dan kompetensi khusus dalam memberikan ilmu dan materi yang disampaikan kepada para kliennya. Berpendidikan minimal S-2, baik negeri ataupun luar negeri, fasih berbahasa indonesia ataupun inggris, sehingga dapat memperlancar proses konsultasi tersebut. Perekrutannya pun diadakan secara detil dan cermat, agar mendapatkan karyawan yang terbaik dan berkompeten di bidangnya. Tiap bulan diadakan evaluasi kepada seluruh karyawan agar dapat mengetahui perkembangan produksi konsultan tersebut.

PERTEMUAN KETUJUH: PENCIPTAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

     
     JAKARTA - RAWAMANGUN
     Pertemuan ketujuh perkuliahan Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan kali ini diadakan pada hari Senin, 8 April 2013 di ruang D 307 Daksinapati Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Perkuliahan dimulai pukul 13.30WIB, dan dibimbing langsung oleh Bapak Dr. Amril Muhammad, S.E, M.Pd selaku dosen mata kuliah bersangkutan. Pada pertemuan kali ini, diadakan presentasi seperti biasanya, dan kelompok yang mendapat giliran presentasi pada hari ini adalah kelompok lima, yang anggotanya terdiri dari Yayuk Fathonah, Septia Lutfiani, Muhammad Fahmi Basyar, dan Artha Virabhuana. Namun Artha Virabhuana tidak dapat hadir pada pertemuan kali ini. Mereka mempresentasikan materi "Penciptaan dan Pengembangan Produk Jasa Pendidikan".
    Definisi dari "produk" itu sendiri adalah seperangkat atribut baik yang dapat berwujud atau tidak berwujud, yang ditawarkan kedalam pasar dan dapat memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk ini sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu goods dan services.
     Mengapa diperlukan adanya penciptaan dan pengembangan produk? Karena dalam sebuah produksi suatu produk dalam perusahaan, diperlukan adanya inovasi dan eksistensi barang yang diproduksi tersebut, agar produk tersebut dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, dan harga produksi yang melonjak naik, dengan demikian perusahaan tersebut dapat memperoleh keuntungan laba yang lebih.
     Dalam pengembangan produk jasa pendidikan ini, terdapat delapan tahap proses pengembangan produk, pertama adalah penciptaan ide. Pengumpulan ide gagasan produk ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain konsumen, pesaing, karyawan, dll. Kedua adalah penyaringan ide. Setelah mendapatkan beberapa ide yang diterima, ide-ide tersebut harus disaring melalui proses yang teliti dan cermat agar mendapatkan yang terbaik. Ketiga adala pengembangan dan pengujian konsep. Sebelum produk tersebut diluncurkan ke pasar, konsep yang akan diluncurkan ini harus diuji terlebih dahulu dengan cara memberikan sample kepada beberapa konsumen yang dapat dipercaya, agar dapat dilihat apakah produk tersebut dapat diterima dan dipasarkan di masyarakat. Keempat adalah pengembangan strategi pemasaran. Pada tahap ini adalah bagaimana mengatur strategi agar produk tersebut laris di pasaran. Kelima adalah analisis usaha. Analisis ini dilakukan untuk mencari tau nilai dan seberapa besar perkiraan laba, penjualan, serta pengeluaran produk perusahaan tersebut. Keenam yaitu pengembangan produk. Konsep produk tersebut dapat direalisasikan di pasaran, dan dapat dikembangkan sesuai kemauan perusahaan tersebut. Ketujuh adalah marketing testing. Yaitu pengujian pasar dimana produk tersebut diperkenalkan kepada masyarakat khususnya konsumen dengan cara memberikan sampel produk tersebut, untuk mengetahui bagaimana reaksi konsumen tersebut. Kedepalan adalah komersialisasi. Pada konsep ini, dijelaskan bagaimana strategi produk tersebut akan diluncurkan, menentukan kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana.
     Tujuan diadakannya product planning:
     1. Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas,
     2. Untuk menambah omzet penjualan.
     3. Untuk menenangkan persaingan.
     4. Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi,
     5. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama,
     6. Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan,
     7. Untuk mencegah kebosanan konsumen,
     8. Untuk menyederhanakan produk.
     Pada pengembangan jenis produk inipun terdapat beberapa kelemahan yang dapat terjadi pada perusahaan tersebut, diantaranya adalah dengan adanya kekurangan ide produk, sehingga konsumen menjadi jenuh dan bosan terhadap produk yang ditawarkan, lalu terdapat pasar yang terlalu banyak, sehingga konsumen menjadi tidak fokus dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkannya, lalu ada mahalnya proses pengembangan produk baru yang menyebabkan perusahaan tersebut kekurangan modal untuk mengembangkan produknya, kendala pemerintah yang menyangkut kebijakan pemerintah tersebut, dan waktu pengembangan yang lebih cepat dan siklus hidup produk yang lebih pendek.
     Itulah reportase pertemuan ketujuh perkuliahan manajemen pemasaran pada hari Senin, 8 April 2013 kemarin, semoga materi yang disampaikan dapat dicerna dan dipahami dengan baik.